Perjuangan Budi Utomo diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) - gurumurid

Budi Utomo (BU) adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk oleh dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908 maka kelahiran organisasi tersebut diabadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) yaitu tanggal 20 Mei. 


Tujuan Budi Utomo adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang-orang pribumi. Soetomo bercita-cita memakmurkan dan memerdekakan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan kuat dan berhasil. 

    dr. Soetomo

Dr. Soetomo, selain sebagai dokter beliau adalah sosok yang dermawan dan aktif dalam organisasi. Pemilik nama asli Subroto ini mengganti nama menjadi Soetomo agar dapat masuk ke sekolah Belanda.

Di usia enam tahun, Soetomo diboyong ke Madiun bersama ke dua orangtuanya. Di sana Soetomo masuk ke Sekolah Rendah Belanda di Bangil. Selesai pendidikan di Sekolah Rendah Belanda, Soetomo dihadapkan pada dua pilihan.

Ayahnya, Raden Suwaji ingin Soetomo masuk School tot Opleiding van Indische Aartsen (STOVIA) sebagai dokter. Sedangkan sang kakek menginginkannya menjadi pangreh praja.

Setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang, ahirnya Soetomo memlilih bersekolah di STOVIA. Pada usia 15 tahun, Soetomo ke Batavia dan resmi menjadi siswa STOVIA pada 10 Januari 1903.

Pada tahun 1908, bersama rekan-rekannya Soetomo mendirikan Budi Utomo. Hal tersebut menjadi tonggak pergerakan politik Soetomo melawan pemerintah Hindia Belanda.

Meski sibuk dengan organisasi, Soetomo bisa menyelesaikan pendidikannya pada 1911. Dirinya mulai bertugas di Semarang, Tuban, Sumatera Timur, dan beberapa kota lainnya.

Saat itu dr Soetomo sedih melihat kondisi rakyat Indonesia melihat masyarakat Indonesia hidup menderita karena Penjajahan Belanda. Dia bertekad untuk mendermakan hidupnya membantu kesehatan masyarakat. 

Pada tanggal 20 Mei 1908 Dr. Soetomo mendirikan organisani yang bergerak melalui pendidikan yaitu Budi Utomo. Budi Utomo (BU) adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dinilai sebagai awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 

Soetomo wafat pada 30 Mei 1938 karena kondisi kesehatan yang terus menurun.

Untuk mengenang jasanya, Soetomo dimakamkan di Gedung Nasional Bubutan, Surabaya. Serta diberi gelar Pahlawan Pergerakan Nasional pada 1961


SEJARAH HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Kebangkitan Nasional Indonesia adalah masa dimana bangsa Indonesia dalam hal ini masyarakatnya mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang Indonesia". 

Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). 

Sehingga pada tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas yang jatuh pada tanggal 20 Mei ditiap tahunnya.

dalam media sosial, peringatan Harkitnas juga dilakukan dengan melalui TWIBBON HARKITNAS..


Faktor pendorong kebangkitan nasional dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. 

Faktor internal diantaranya

(1) penderitaan rakyat yang berkepanjangan akibat penjajahan; 

(2) kenangan akan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; 

(3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan nasional. 


Faktor eksternalnya diantaranya

(1) muncul paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; 

(2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme; 

(3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.


Pada mulanya Penerapan Politik Etis pada bidang pendidikan tidak memberikan kesempatan pendidikan yang luas kepada penduduk Hindia Belanda, tetapi hanya memberikan pendidikan Belanda untuk anak-anak elit pribumi. 

Sebagian besar pendidikan dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja klerikal untuk birokrasi kolonial. Meskipun demikian, pendidikan Barat membawa serta ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. 

Pada masa dekade 1920-an dan 1930-an, kelompok elit hasil pendidikan ini mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.

Pada periode ini, partai politik Indonesia mulai bermunculan. Berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dinilai sebagai awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. 

dan setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional walaupun sempat menimbulkan polemik di masyarakat. Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan karena keanggotaan Budi Utomo masih sebatas etnis dan teritorial Jawa. 

Kebangkitan nasional dianggap lebih terwakili oleh Sarekat Islam, yang mempunyai anggota di seluruh Hindia Belanda.

Pada tahun 1912, Ernest Douwes Dekker bersama Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij (Partai Hindia). Pada tahun itu juga, Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Samanhudi bertransformasi dari koperasi pedagang batik menjadi organisasi politik.[10] Selain itu, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Pada November 1913, Suwardi Suryaningrat membentuk Komite Boemi Poetera. Komite tersebut melontarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjahan Prancis, dengan pesta perayaan yang biayanya berasal dari negeri jajahannya. Ia pun menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda") yang dimuat dalam surat kabar de Expresm milik Douwes Dekker. Karena tulisan inilah Suwardi Suryaningrat dihukum buang oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pada 4 Juli 1927, Sukarno dan Algemeene Studieclub mempelopori berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia sebagai partai politik baru. Pada Mei 1928, nama partai ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, ini merupakan partai politik pertama yang beranggotakan etnis Indonesia, semata-mata mencita-citakan kemerdekaan politik.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yang menetapkan tujuan nasionalis Indoneisa : "satu tumpah darah - Indonesia, satu bangsa - Indonesia, dan satu bahasa - Indonesia".

Kebebasan politik padamasa pemerintahan Belanda cukup dibatasi. Walaupun tujuan Belanda untuk "membudayakan" dan "memodernisasi" masyarakat Hindia Belanda terkadang memberi toleransi terhadap organisasi dan publikasi media dari orang Indonesia asli.

Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.


Posting Komentar untuk "Perjuangan Budi Utomo diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional (HARKITNAS) - gurumurid"