4 Nilai Ibadah Qurban, Amalan Penyelamat Dunia Akhirat

Berikut 4 Nilai Ibadah Qurban, Amalan Penyelamat Dunia Akhirat. Ibadah qurban merupakan rangkain ibadah pada hari raya idul adha yang dilaksanakan dengan penyembelihan hewan qurban berupa sapi, unta, kambing atau domba. Ibadah qurban dilaksanakan pada tanggal 10 samapi 13 Dzulhijah

Merayakan ‘Idul Adha, mengingatkan kita akan peristiwa dan kisah penting yang syarat makna dalam kehidupan umat manusia. Yakni peristiwa perjalanan hidup baginda Nabi Ibrahim a.s., Siti Hajar, bersama putranya  Isma’il a.s.

Baca Juga : Sumpah Nabi Terhadap 3 Amalan Utama 

Maka pada kesempatan yang mulia ini marilah kita merenungkan kembali perjalanan hidup Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya, bukan sebagai cerita-cerita belaka, melainkan sebagai sumber inspirasi dalam rangka meluruskan niat dan motivasi serta memperbesar tekad untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan, kesejahteraan serta kemaslahatan bersama. 

Melalui sejarah ‘Idul Adha kita dibawa untuk melihat kekuatan iman ketika ia harus menjawab realitas kehidupan, menjawab kenyataan hidup yang harus dihadapi. Sebagai seorang pejuang, Nabi Ibrahim merasa sedih, resah dan gelisah, 

karena pada usianya yang telah senja belum dikaruniai seorang anak yang akan mewarisi dan melanjutkan cita-cita dan perjuanganya. Meskipun demikian Nabi Ibrahim tidak kenal putus asa. Bahkan beliau selalu berdo’a, seperti yang tercantum dalam Q.S. As Shaffat : 100

“Ya Tuhanku karuniakan kepadaku seorang anak yang shaleh.”

Baca juga : Tata cara agar doa terkabul

Nabi Ibrahim yang telah berusia senja akhirnya dikabulkan do’anya oleh Allah Swt. Melalui Siti Hajar, istri keduanya, Nabi Ibrahim a.s. dikaruniai seorang putra yang diberi nama Ismail. Akan tetapi, belum lagi Ismail tumbuh dewasa, keimanan Nabi Ibrahim kembali diuji Allah Swt. 

Melalui mimpi Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih Ismail. Terlintas dalam pikirannya, Ismail yang dibayangkan sebagai penerus perjuangannya, harus berakhir di ujung pedangnya sendiri. 

Di sinilah iman dan ketulusan dihadapkan dengan realitas pilihan antara hati dan akal, antara cinta pada Allah dengan cinta pada anak. Nabi Ibrahim sempat mengalami kebimbangan antara cinta dan kebenaran. 

Dan akhirnya Nabi Ibrahim memenangkan kebenaran serta cinta pada Allah daripada kecintaannya kepada anak satu-satunya yang dimiliki. Nabi Ibrahim meyakini dan menyadari bahwa semua miliknya pada hakikatnya adalah milik Allah dan pemberian Allah. 

Bila dikehendaki, Allah berhak meminta kembali seluruh milik-Nya, baik itu di langit dan di bumi. Namun demikian, Nabi Ibrahim menempuh dengan cara-cara yang arif dan bijaksana, Ismail putra kesayangannya dipanggil untuk diperkenalkan pada hakikat hidup, cinta dan kebenaran. 

Dan Ismail mampu menangkap kegalauan hati ayahnya. Kepada ayahnya, Ismail memilih kata yang tepat dalam menyatakan pendapat.

Ketika kedua insan itu dengan ikhlas menjalankan perintah Allah dan pisau pun nyaris menggores leher Ismail, tiba-tiba terdengar suara dari lembah memanggil Nabi Ibrahim, 

“Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu.  Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”  ( Q.S. As Shaaffat : 105-107)

Demikianlah Nabi Ibrahim dan Ismail a.s., membuktikan keimanan dan kecintaan serta ketaatan pada Allah, sehingga Allah menggantinya dengan kenikmatan yang tiada tara yaitu seekor sembelihan domba yang besar. Dan peristiwa inilah yang melatarbelakangi disyari’atkannya ibadah qurban yang senantiasa kita laksanakan setiap tanggal 10 sampai 13 Dzuhijjah.

Perlu diyakini bersama bahwa kisah dan cerita dalam Alquran bukanlah dongeng belaka, akan tetapi mengandung pelajaran yang berharga serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman serta menggunakan akal pikirannya.

Seperti kisah Nabi Ibrahim, hal tersebut bukanlah semata-mata rangkaian ritual yang berdimensi spiritual, akan tetapi merupakan ibadah yang menempa diri seorang muslim sehingga menjadi seorang yang beraqidah benar dan  berakhlaq mulia. 

qurban juga mencerminkan ketaqwaan dan keimannan kepada Allah SWT serta perwujudan syukur kita kepada pencipta. Dengan bersyukur maka kita mendapatkan tambahan nikmat.


Paling tidak ada 4 nilai dari ibadah qurban yang perlu kita cermati :

Yang Pertama, Qurban mengajarkan kita untuk bersikap dermawan, tidak tamak dan serakah. Qurban mendidik kita untuk peduli dan mengasah sikap sosial terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan, apalagi terhadap orang-orang disekitar kita. 

Yang kedua, qurban memiliki nilai spiritual yaitu bagaimana agar kita dapat terlatih berkorban demi mendekatkan diri pada Allah Swt. Apakah itu kurban waktu, tenaga, pikiran, perasaan, harta, bahkan jiwa sekalipun untuk memperjuangkan apa-apa yang dipesankan Allah Swt lewat agama yang diturunkannya yaitu Islam. Hikmah spiritual seperti itu akan semakin jelas, kalau kita kembali merenungkan peristiwa qurban yang dijalankan Ibrahim As dan Ismail As.

Yang Ketiga, secara simbolis qurban mendidik kita untuk membunuh sifat-sifat kebinatangan. Dan di antara sifat kebinatangan yang harus kita kubur dalam-dalam adalah sikap mau menang sendiri, merasa benar sendiri dan berbuat sesuatu dengan bimbingan hawa nafsu. 

Yang Keempat, Qurban mengingatkan pada kita agar senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai harkat dan martabat kemanusiaan. Digantinya Ismail dengan seekor domba menyadarkan kita, bahwa mengorbankan manusia di atas altar adalah perbuatan yang dilarang Allah Swt. 

Ibadah yang kita lakukan harus menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak manusia. Bahkan hewan qurban yang akan kita sembelih pun harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena itulah, maka perbuatan semena-mena, keji, kejam, mungkar, dzalim dan lain sebagainya terhadap manusia, hewan dan makhluk lainya adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Islam. 

Qurban merupakan salah satu usaha kita untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, mematuhi dengan segala daya dan upaya semua yang diperintahkan dan dengan sekuat tenaga menjauhi laranganNya. Ukuran ketaqwaan seseorang tidak hanya dilihat dari kualitas ibadahnya semata, tetapi yang sangat penting adalah penerapan dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain itu qurban juga merupakan amalan penyelamat bagi kita, seperti sabda nabi Muhammad SAW : Ketahuilah bahwasanya kurban-kurban itu termasuk amal-amal penyelamat, yang menyelamatkan pelakunya dari keburukan dunia dan akhirat.

Demikian, rangkaian hikmah dan pelajaran dari ibadah qurban. Semoga kita semua mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Teriring doa semoga bagi kita yang belum dapat berkurban tahun ini masih diberi kesempatan berkurban di tahun depan dan seterusnya. Amin ya rabbal ‘alamin ...

Posting Komentar untuk "4 Nilai Ibadah Qurban, Amalan Penyelamat Dunia Akhirat"