Khalifah Utsman Bin Affan Sang Penulis Wahyu Illahi, Ghaniyyun Syakir



Utsman bin Affan adalah salah satu khalifah yang termasuk Khulafaur Rasyidin. Beliau merupakan Sang Penulis Wahyu Illahi, julukan dengan Ghaniyyun Syakir artinya orang kaya yang pandai bersyukur.

Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang mampu dan bersedia untuk menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW sebagai kepala negara, pemimpin pemerintahan, dan pemimpin umat Islam. 

Tetapi tidak semua tugas Rasulullah SAW. dapat digantikan oleh Khulafaur Rasyidin, terutama tugas nabi dan rasul. Khulafaur Rasyidin dijelaskan dalam firman Allah Swt. pada QS At-Taubah ayat 100 yang artinya :

Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 100).

Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah dari empat sahabat Rasulullah SAW. Mereka menjadi khilafah setelah Rasul wafat. Keempat sahabat Rasul tersebut adalah orang-orang yang mengakui Rasul sejak awal diberi tugas oleh Allah Swt. 

Sahabat yang menjadi khilafah setelah Rasul SAW wafat adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Baca Juga : Pesan Ali bin Abi Tholib, 4 Amalan yang Sulit

Setelah Rasulullah SAW wafat, kekuasaan politik diserahkan kepada Khulafaur Rasyidin. Masa Khulafaur Rasyidin berlangsung selama 30 tahun, yaitu dari 11-40 H atau 632-660 M. Kendati tergolong singkat. 

Tugas-tugas Khulafaur Rasyidin diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Melanjutkan dakwah dan ajaran Rasulullah. 
  • Membina, mengatur, dan mengarahkan umat Islam sesuai dengan Al-Quran dan sunah. 
  • Melanjutkan pemerintahan yang telah dibangun Rasulullah SAW. 
  • Memerangi kaum murtad yang merusak ajaran agama. 
  • Memperluas wilayah kekuasaan Islam. 
  • Mengembangkan ajaran Islam kepada yang belum mengenalnya. 

Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin ini adalah masa yang sangat penting bagi perjalanan Islam. Pada masa tersebut disebut sebagai masa pembentukkan fiqih Islam. 

Selain itu, setelah hukum syariat-syariat Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW., para sahabat Rasul yang menjadi khalifah memikul beban dan tanggung jawab yang besar untuk mencari sumber-sumber dari syariat tersebut. Hal tersebut diperlukan untuk menjawab pada masa perkembangan zaman yang tidak ada pada Al Quran dan sunahnya.

Pada saman Khulafaur Rasyidin ini para sahabat Rasul berhasil memperluas Islam hingga ke luar Jazirah Arab. Mereka telah meletakkan dasar-dasar kehidupan dari ilmu Islam kepada kehidupan umatnya.

Baca Juga : Khalifah Umar bin Khattab, Al Faruq (Sososk sang Pembeda)


Pada laman ini gurumurid.id menyajikan sekilas tentang Sayidina Utsman bin Affan

Utsman bin Affan

Utsman bin Affan pada tahun 579 M di Thaif daerah subur kawasan Hijaz, letaknya di sebelah barat laut Arab Saudi. Ia lahir setelah 5 tahun dari tahun Gajah. Hal tersebut membuatnya memiliki usia 5 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW.

Ustman bin Affan adalah seorang saudagar kaya dan juga seorang penulis wahyu yang terkenal. Ustman dikenal sebagai orang yang pendiam dan memiliki budi pekerti yang baik. Karena ia banyak melakukan amal kebaikan maka ia mendapat gelar Ghaniyyun Syakir, yaitu artinya orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah Swt.

Walaupun ia orang kaya, ia tidak lupa dengan orang yang berada di bawahnya. Ia juga tidak segan untuk ikut berperang. Bahkan dikisahkan dari Ibn Syihab Al-Zuhri dikatakan bahwa, Utsman pernah mempersiapkan 940 ekor unta dan 60 ekor kuda untuk Jaisyul Usrah (pasukan sulit) dalam Perang Tabuk.

Selain itu ia juga pernah memberikan 10.000 dinar (sekitar 483 juta rupiah) kepada Rasullullah SAW. dengan kedua tangannya sendiri. Kejadian tersebut diceritakan oleh sahabat Rasul yaitu, Hudzaifah.

Karena telah banyak kebaikan yang dilakukan oleh Utsman maka ia sempat dinikahkan dengan putri Rasul yang bernama Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, ia menikah lagi dengan putri Rasul yang bernama Ummu Kullsum. Dengan demikian ia diberikan julukan sebagai Dzun Nurain, yang artinya memiliki dua cahaya.

Ustman bin Affan memiliki jasa-jasa berupa membukukan Al Quran menjadi beberapa naskah. Beliau juga menetapkan pelafalan di dalam Al Quran menjadi serentak dan seragam. Karyanya yang besar itu sangatlah bermanfaat bagi umat Islam. Oleh karena itu, ia diberi penghargaan sebagai Mushaf Usmani.

Masa kepemimpinannya ini dimulai ketika Umar bin Khattab mengalami sakit keras setelah ditusuk oleh Abu Lu’lu’ah seorang budak dari Persia. Karena sakitnya Umar lalu ia membentuk tim yang memiliki anggota Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abudrrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abis Waqqas.

Dibentuknya formasi tersebut bertujuan untuk pemilihan pengganti dari Umar bin Khattab untuk menjadi khalifah. Namun 4 orang anggota tersebut menggundurkan diri. Lalu, berdasarkan pendapat umum masyarakat bahwa mereka menginginkan Utsman bin Affan yang menjadi pengganti dari Umar bin Khattab. Abdurraham bin Auf juga cenderung memilih Utsman bin Affan untuk menggantikan peran Umar bin Khattab.

Dengan kesepakatan dan persetujuan umat Islam, maka Utsman bin Affan diangkat menjadi khalfiah di umurnya yang sudah mencapai 70 tahun. Ia menjadi khalifah selama 12 tahun, di mana lebih lama daripada Umar bin Khattab.

Masa pemerintahan Utsman bin Affan mengembangkan Islam ke beberapa daerah yang sebelumnya belum sempat dicapai oleh Umar bin Khattab. Umat Islam sedikit kecewa karena perbedaan sifat antara Utsman bin Affan dan Umar bin Khattab. Utsman memiliki sifat yang cenderung lembut dan membuat Islam sedikit lemah.

Kebijakan dari Utsman yang paling disorot adalah ketika beliau mengangkat kerabat keluarganya untuk menduduki jabatan penting seperti gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam.

Selain masalah perluasan daerah, Utsman juga memperhatikan pembangunan dalam kota. Ia membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan di perkotaan, jembatan, masjid, dan juga meluaskan masjid Nabawi.

Di akhir masa pemerintahannya, Utsman tidak meninggalkan pesan sedikit pun. Hal ini dikarenakan ia meninggal secara tiba-tiba karena dibunuh pada saat ia membaca Al Quran. Ia wafat pada usia 83 tahun. Hal tersebut membuat kondisi politik semakin memburuk.

Posting Komentar untuk "Khalifah Utsman Bin Affan Sang Penulis Wahyu Illahi, Ghaniyyun Syakir"